InfoSAWIT, JAKARTA - Meningkatnya harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit menyusul melonjaknya harga mnyak sawit mentah (CPO) global, telah membuat petani tergiur untuk mengubah komoditas tanamannya menjadi kebun kelapa sawit.
Namun bagi petani pemula (petani dari komoditas selain sawit) belum mengerti benar dalam mendapatkan benih sawit unggul bersertifikat dari sumber beniih resmi, telah membuat petani mengambil jalan pintas dengan mudah, semisal mencari benih sawit dari online dan toko online.
Faktanya, puluhan produsen benih sawit unggul sawit di Indonesia tidak menggunakan platform market place dalam menjual bibit sawit unggulnya, ini dilakukan lantaran dalam pembelian bibit sawit mesti ada aturan dan proses yang harus dilakuka sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Merujuk catatan Kementerian Pertanian, saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen benih sawit unggul terbesar di dunia. Produksi nasional benih sawit pada semester I tahun 2021 mampu mencapai 50 juta benih dari 19 produsen benih kelapa sawit, yang sebagian besar terserap untuk kegiatan peremajaan perkebunan swasta ataupun rakyat.
Hanya saja kondisi sawit yang cukup menggiurkan, bersamaan dengan maraknya kasus penyebaran benih sawit illegal, telah menimbulkan kerugian terhadap pekebun kelapa sawit. Adapun kecambah benih illegal tersebut secara masif dipasarkan melalui platform toko online di internet.
Dalam rangka penguatan kelapa sawit sebagai pilar ekonomi nasional, dan memastikan masyarakat mendapatkan benih bermutu, khususnya pada saat harga TBS yang cukup menarik, maka dikatakan Fouder Gamal Institute, Gamal Nasir, perlu ditingkatkan lagi pengawasan terhadap peredaran benih bermutu. (T2)
Lebih lengkap Baca Majalah InfoSAWIT Edisi Februari 2022