Berita Lintas
infosawit

Harga CPO Melonjak, Siapa Yang Untung?



Harga CPO Melonjak, Siapa Yang Untung?

InfoSAWIT, JAKARTA - Kemandirian ekonomi bangsa Indonesia, sering menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat luas. Lantaran, keberadaan ekonomi sebagai sokoguru pembangunan berkelanjutan juga sudah menjadi cita-cita para pendiri bangsa Indonesia. Sejak jaman sebelum kemerdekaan, para pendiri bangsa, sudah mendorong masyarakat Indonesia untuk selalu berdikari supaya dapat merdeka seutuhnya.

Semangat nasionalisme yang kemudian dikumandangkan para pejuang, menghasilkan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 silam. Melalui perjuangan darah dan airmata, kemerdekaan bangsa Indonesia berhasil diraih dan dirayakan pada 17 Agustus setiap tahunnya. Sebagai tanda keberhasilan dari proklamasi kemerdekaan bangsa yang di prakarsai Soekarno dan Hatta.

Berlanjut jaman pembangunan Presiden Soeharto, pada tahun 1980an, kembali perjuangan dari daerah pelosok dimulai, melalui pembangunan perkebunan nasional dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Hampir di seluruh daerah pelosok, pembangunan perkebunan dilakukan, melalui berbagai jenis tanaman perkebunan termasuk kelapa sawit.

Partisipasi pembangunan perkebunan juga diperluas kembali pada tahun 1983 dan 1984, dimana keterlibatan para pengusaha nasional di sektor perkebunan dilibatkan sebagai perusahaan inti yang bermitra dengan masyarakat dalam membangun perkebunan nasional. Hasilnya, banyak perkebunan nasional yang kemudian muncul dengan pola Inti dan Plasma.

Prakarsa dan dukungan pemerintah dalam mendorong pembangunan perkebunan nasional termasuk kelapa sawit waktu itu, sangatlah kuat. Lantaran, hampir seluruh sektor yang terkait perkebunan, memiliki kewajiban untuk mendukung keberadaan perusahaan perkebunan sebagai inti dan masyarakat sebagai petani plasma dari perkebunan yang tumbuh di daerah pelosok.

Banyak saksi sejarah yang masih hidup hingga dewasa ini, dari pelaku usaha, mantan pejabat pusat dan daerah hingga masyarakat daerah yang terlibat aktif dalam pembangunan perkebunan nasional. Kendati seiring berjalannya waktu, banyak perkebunan nasional yang memiliki pokok tanaman palawija hingga kelapa dalam dan karet berguguran.

Hasil penelusuran redaksi InfoSAWIT di berbagai daerah, mendapatkan banyak cerita dari keberhasilan perkebunan dengan berbagai pilihan pokok tanaman, yang kemudian berguguran setiap tahunnya. Secara singkat, kejatuhan harga komoditas hasil panen tanaman perkebunan, telah menjadi buah bibir hingga momok yang menakutkan, hampir di setiap daerah perkebunan termasuk perkebunan kelapa sawit.

 

Pentingnya Harga Sawit yang Bernilai Tinggi

Bila merujuk dari berbagai cerita kegagalan di masyarakat yang mengelola perkebunan nasional, hampir semua mengeluhkan keberadaan pemerintah yang cenderung kurang berpihak. Lantaran, keberpihakan pemerintah, sangat dibutuhkan guna melakukan praktek budidaya terbaik dan berkelanjutan. Seperti perkebunan kelapa sawit yang secara mandatori harus berlandaskan prinsip dan kriteria Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang berlaku voluntery (sukarela).

Pentingnya melakukan praktek budidaya berkelanjutan, juga menjadi bagian utama dari etalase nasional bagi pasar dunia, yang konsumsi minyak nabati, selalu meningkat setiap tahunnya.Disinilah peranan besar dari minyak sawit yang sebagian besar diproduksi Indonesia. Melalui produksi minyak sawit berkelanjutan yang bersertifikasi ISPO dan RSPO, secara nyata pula, Indonesia telah mampu menjadi produsen minyak nabati berkelanjutan terbesar dunia.

Lebih dari 51% minyak nabati berkelanjutan yang dikonsumsi dunia, berasal dari minyak sawit berkelanjutan yang dihasilkan Indonesia. Sebab itu, keberadaan Indonesia sebagai produsen minyak nabati terbesar juga menjadi produsen minyak nabati berkelanjutan terbesar di dunia. Posisi ini harus mendapat apresiasi dari semua pihak dan mendapat perlindungan serta dukungan yang kuat dari Pemerintah Indonesia.

Lantaran kondisi ekonomi global, yang kini cenderung menguntungkan keberadaan minyak sawit asal Indonesia, juga mendorong kenaikan harga jual minyak sawit mentah (CPO) hingga berbagai produk turunannya. Secara singkat, kondisi global dewasa ini, harusnya menjadi momentum kuat bagi pemerintah untuk menyejahterakan ekonomi masyarakat yang sebagian besar berada didaerah pelosok.

Kondisi momentum yang baik ini, harus dapat digunakan sebaik mungkin oleh pemerintah, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang bergantung hidupnya dari hasil perkebunan kelapa sawit. Lantaran, ekonomi nasional akan berputar lebih cepat, apabila pusaran ekonomi berasal dari berbagai daerah yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit.

Berbagai aksi yang perlu dilakukan secara nyata dan cepat, seperti penyediaan minyak goreng murah bagi masyarakat melalui pasokan CPO yang dimiliki perusahaan perkebunan negara. Penurunan serendah mungkin dari biaya pungutan ekspor (PE) dan pajak ekspor (Bea Keluar/BK), karena memangkas harga jual TBS di tingkatan petani.

Di sisi lain, pemerintah harus memiliki peranan besar dalam menumbuhkan akselerasi ekonomi melalui pembangunan di daerah-daerah sentra perkebunan kelapa sawit. Bertujuan, supaya geliat ekonomi dapat tumbuh melesat pesat sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional. Dalam arti lain, penyebaran dan pemerataan pembangunan akan lebih terlihat dalam pertumbuhan geliat ekonomi di daerah, sehingga dapat menjadi etalase ekonomi nasional.

Sebaliknya, bila momentum baik ini tidak digunakan segera, maka masyarakat yang hidup dari perkebunan, juga tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan dari naiknya harga jual CPO di pasar global. Pentingnya kebijakan publik yang diputuskan pemerintah, harus pula memiliki kearifan tinggi, guna menumbuhkan kesejahteraan masyarakat luas.

Mengutip ahli ekonomi Anderson dalam Buku yang ditulis Nugroho (2009), bahwa kebijakan publik adalah apapun juga yang dipilih oleh pemerintah, apakah mengerjakan sesuatu itu atau tidak mengerjakan (mendiamkan) sesuatu itu. Dalam bahasa asing dikatakan whatever government choose to do or not to do. (*)

Editorial Majalah InfoSAWIT Edisi Maret 2022


Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari infosawit.com. Mari bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link https://t.me/info_sawit, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Atau IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

. . . untuk selengkapnya dapat di baca di majalah infosawit di link infosawit store atau berlangganan.

infosawit