InfoSAWIT, JAKARTA - Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang saat ini tutupannya telah mencapai 16,38 juta ha, bukan berarti bertumbuh dengan sendirinya. Faktanya pengembangan perkebunan kelapa sawit di bumi pertiwi ini didukung oleh segenap Sumerdaya Manusia (SDM) yang mumpuni.
Betapa tidak, mereka mampu mengembangkan perkebunan kelapa sawit kendati dengan kondisi alam yang tidak biasa, seperti berbukit atau bahkan di lahan gambut, basah atau berpasir. Dengan demikian bila tidak dibekali pengetahuan yang mumpuni bisa jadi akan terkendala.
SDM juga menjadi isu yang cukup sentral di perkebunan kelapa sawit, lantaran biaya SDM di perkebunan kelapa sawit ternyata tidak sedikit, dan barada di bawah persis biaya kebutuhan pengadaan pupuk. Jelas pengembangan SDM kelapa sawit tidak bisa diabaikan begitu saja, terlebih dengan berkembangnya pola pikir dan cara bekerja dari generasi milenial hingga saat ini ke Gen Z.
Untungnya, dalam melengkapi kebutuhan informasi menjadi SDM sawit (planters) kelapa sawit yang baik, Maruli Pardamean, salah satu penulis aktif untuk sektor perkebunan kelap sawit telah mempersembahkan karya terbarunya berjudul “Best Planter Practice, Kelapa Sawit”.
Buku setebal 318 halaman ini berisi dengan informasi yang komprehensif mengenai bagaimana menjadi planter yang baik, guna menghadapi segala rintangan di lapangan. Dibungkus dengan gaya penturan yang mudah dicerna pembaca. Buku ini juga merupakan kumpulan tulisan tentang SDM perkebunan kelapa sawit yang dimuat majalah InfoSAWIT selama periode 2013-2019, serta berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama 3 dekade berkecimpung di berbagai grup perusahaan perkebunan kelapa sawit. (T2)
Sumber: majalah InfoSAWIT Edisi Juli 2022