InfoSAWIT, JAKARTA - Disampaikan Ketua bidang Komuninasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Tofan Mahdi, ada tiga langkah yang perlu segera dijalankan oleh seluruh pemangku kepentingan sektor kelapa sawit.
“Pertama, berkolaborasi dalam rantai pasok kelapa sawit. Misalnya dengan tetap menjaga kinerja perkebunan sawit sehingga tingkat kesejahteraan petani tetap terjaga, bahkan bisa meningkat,” papar Tofan, dalam Diskusi Ngopi Sawit dan Launching Buku Panduan Sawit: Perkebunan Sawit Rakyat, secara online, Kamis (11/11/2022) di Jakarta.
Kedua, lanjut Tofan, terkait sawit keberlanjutan perlu segera diterapkan secara masif dan konsisten. Saat ini, total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 53 juta ton. Sebanyak 70 persen diekspor, sisanya yang 30 persen untuk domestik. Pasar utama minyak sawit Indonesia adalah India, China, Uni Eropa dan Pakistan. Khusus pasar Uni Eropa, menuntut keberlanjutan atau sustainability.
“Sustainability ini memastikan kelapa sawit tetap eksis dan berkelanjutan, terlebih pemerintah sudah komit untuk tidak menambah lahan, kendati produktivitas sawit rakyat masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar,” ungkap Tofan
Ketiga, lanjutnya, seluruh pihak lebih memperkuat sinergi dan kolaborasi, termasuk pemerintah. Agar kebijakan pemerintah konsisten dalam menjaga peran industri sawit dalam perekonomian nasional. “Sebab itu, semua pemangku kepentingan sektor sawit harus lebih sering duduk bareng,” paparnya. (T2)